Sabtu, 17 Januari 2015

SEMBILAN PEMBAWA CINCIN (The Fellowship of the Ring)bag4

    Di koridor ada tumpukan besar berbagai bingkisan, paket, dan perabot rumah kecil. Setiap benda dipasangi label. Ada beberapa label semacam ini:
   Untuk ADELARD TOOK, untuk DIRINYA SENDIRI, dari Bilbo; pada sebuah payung. Adelard sudah sering membawa pergi payung Bilbo tanpa label.
   Untuk DORA BAGGINS, untuk mengenang surat-menyurat yang PANJANG, teriring kasih sayang dari Bilbo; pada sebuah keranjang sampah besar. Dora adik perempuan Drogo dan saudara wanita tertua Bilbo dan Frodo yang masih hidup; usianya sembilan puluh sembilan, dan ia sudah menulis berlembar-lembar kertas penuh nasihat bagus selama lebih dari separuh abad.
   Untuk MILO BURROWS, mudah-mudahan akan bermanfaat, dari B.B.; pada sebuah pena emas beserta botol tinta. Milo tak pernah membalas surat.
   Untuk dipakai ANGELICA, dari Paman Bilbo; pada sebuah cermin bulat  cembung.la cembung. Ia seorang remaja Baggins, dan jelas menganggap wajahnya sendiri cantik.
   Untuk koleksi HUGO BRACEGIRDLE, dari seorang penyumbang; pada sebuah rak buku (kosong). Hugo sering meminjam buku, dan jarang, bahkan tidak pernah, mengembalikannya.
   Untuk LOBELIA SACKVILLE-BAGGINS, sebagai HADIAH; pada sebuah kotak berisi sendok-sendok perak. Bilbo yakin Lobelia mengambil banyak sendoknya ketika ia sedang pergi mengembara dulu. Lobelia tahu betul itu. Ketika ia datang agak siang hari itu, ia langsung memahaminya, tapi ia tetap mengambil sendok-sendok itu.

Itu hanya sebagian kecil dari kumpulan hadiah tersebut. Rumah Bilbo sudah agak kacau dengan barang-barang yang dikumpulkannya sepanjang hidupnya. Memang lubang hobbit cenderung penuh sesak: penyebab utama adalah kebiasaan memberikan hadiah ulang tahun. Tentu saja tidak semua hadiah ulang tahun selalu baru; ada satu-dua mathom yang gunanya sudah terlupakan, yang sudah berkeliling di seluruh wilayah; tapi Bilbo biasanya memberikan hadiah baru. Dan menyimpan hadiah yang diterimanya. Lubang lama sekarang agak dikosongkan.
   Setiap hadiah perpisahan diberi label, yang ditulis secara pribadi oleh Bilbo, dan beberapa mempunyai maksud tertentu, atau merupakan kelakar. Tapi tentu saja kebanyakan hadiah diberikan pada orang-orang yang memang menginginkannya dan menyambutnya dengan baik. Kaum hobbit miskin, terutama mereka yang tinggal di Bagshot Row, bernasib cukup baik. Gaffer Gamgee tua mendapat dua karung kentang, sekop baru, rompi wol, dan sebotol minyak gosok untuk sendi-sendi yang gemerutuk. Sebagai balasan atas keramahannya menerima kunjungan Bilbo, Rory Brandybuck tua mendapat selusin botol Old Winyards: anggur merah keras dari Wilayah Selatan, yang kini sudah cukup matang, karena dulu disimpan ayah Bilbo. Rory memaafkan Bilbo, dan menyebutnya orang baik sekali setelah ia menghabiskan botol pertama.
   Banyak sekali yang ditinggalkan untuk Frodo. Dan tentu saja, semua harta utama, serta buku-buku, gambar, dan banyak sekali perabot rumah, menjadi milik Frodo. Namun tak ada tanda-tanda atau berita tentang uang atau perhiasan: tak ada satu penny pun atau manik-manik kaca yang dibagikan.

Siang itu melelahkan sekali untuk Frodo. Desas-desus keliru bahwa seluruh isi rumah itu akan dibagikan gratis menyebar sangat cepat, dan dalam sekejap rumah itu penuh sesak dengan orang-orang yang sebenarnya tidak punya urusan di sana, tapi tak bisa ditolak. Labellabel mulai terlepas dan tercampur aduk, dan timbul pertengkaran. Beberapa orang mencoba melakukan pertukaran dan transaksi di koridor; yang lain mencoba mengambil benda-benda kecil yang tidak dimaksudkan untuk mereka, atau barang apa saja yang tampaknya tidak dibutuhkan atau dijaga. Jalan ke gerbang tertutup oleh gerobak dan kereta.
   Di tengah keruwetan itu muncul keluarga Sackville-Baggins: Frodo sedang istirahat sejenak, dan membiarkan sahabatnya Merry Brandybuck mengawasi keadaan. Ketika Otho dengan nyaring menuntut bertemu dengan Frodo, Merry membungkuk sopan.
   "Dia tidak bisa," kata Merry. "Dia sedang istirahat."
   "Bersembunyi, maksudmu," kata Lobelia. "Pokoknya kami mau bertemu dengannya, dan itu tekad kami. Pergi dan beritahu dia!"
   Merry meninggalkan mereka lama sekali di koridor, dan mereka sempat menemukan hadiah perpisahan mereka yang berupa sendok-sendok. Hal itu tidak membuat suasana hati mereka jadi lebih baik. Akhirnya mereka dibawa ke ruang kerja. Frodo sedang duduk di belakang meja, dengan banyak sekali berkas di  HYPERLINK http://depannya.la depannya. Ia kelihatan enggan untuk menemui pasangan Sackville-Baggins, dan ia bangkit berdiri sambil memegang-megang sesuatu dengan gelisah di dalam saku bajunya. Tapi ia berbicara dengan sangat sopan.
   Pasangan Sackville-Baggins agak kurang sopan. Mereka mulai dengan menawar murah (seperti di antara teman-teman) berbagai benda berharga yang tidak ada labelnya. Ketika Frodo menjawab bahwa hanya barang-barang yang khusus ditunjuk Bilbo yang dibagi-bagikan, mereka mengatakan seluruh kegiatan itu mencurigakan.
   "Hanya satu hal yang jelas bagiku," kata Otho, "yaitu bahwa kau menarik keuntungan besar sekali dari semua ini. Aku menuntut melihat surat wasiatnya."
   Sebenarnya Otho-lah yang akan menjadi ahli waris, jika Frodo tidak diadopsi sebagai anak oleh Bilbo. Otho membaca surat wasiat tersebut dengan saksama dan mendengus. Sayang sekali, surat wasiat itu sangat jelas dan benar (menurut kebiasaan hukum para hobbit, yang antara lain mensyaratkan tujuh tanda tangan saksi, memakai tinta merah).
   "Gagal lagi!" kata Otho kepada istrinya. "Setelah menunggu enam puluh tahun. Sendok-sendok? Omong kosong!" ia menjentikkan jarinya di bawah hidung Frodo dan pergi. Tapi Lobelia tidak begitu mudah disingkirkan. Sejenak kemudian, Frodo keluar dari ruang kerja untuk melihat keadaan, dan menemukan Lobelia masih berkeliaran di rumah itu, memeriksa sudut-sudut dan pojok-pojok dan mengetuk-ngetuk lantai. Frodo dengan tegas menuntunnya keluar dari rumah, setelah mengambil kembali beberapa benda kecil (tapi berharga) yang entah bagaimana sudah jatuh ke dalam payung Lobelia. Ekspresi wajah wanita itu menyiratkan ia sedang memikirkan komentar perpisahan yang pedas; tapi, sambil membalikkan badannya di tangga, ia hanya bisa mengatakan,
   "Kau akan menyesal, anak muda! Kenapa kau tidak pergi juga? Kau tidak berhak berada di sini; kau bukan Baggins-kau... kau... seorang Brandybuck!"
   "Kaudengar itu, Merry? Itu sebuah penghinaan," kata Frodo sambil menutup pintu di belakang Lobelia.
   "Itu justru pujian," kata Merry Brandybuck, "dan karenanya, tentu, tidak benar."

***

Lalu mereka berkeliling di lubang itu, dan mengusir tiga anak muda hobbit (dua Boffin dan satu Bolger) yang sedang menggedor dinding, membuat lubang di salah satu gudang bawah tanah. Frodo juga bergumul dengan Sancho Proudfoot muda (cucu Odo Proudfoot tua), yang sudah memulai penggalian di dapur besar, karena mengira mendengar bunyi gema di sana. Legenda tentang emas Bilbo menimbulkan harapan dan perasaan ingin tahu; karena emas yang sudah menjadi legenda (yang diperoleh secara misterius, atau bahkan secara tidak wajar) secara umum menjadi milik siapa pun yang menemukannya—kecuali bila pencariannya terhalang.
   Ketika Frodo sudah berhasil mengatasi Sancho dan mendorongnya keluar, ia jatuh terkulai di kursi di koridor. "Sudah saatnya menyudahi kegiatan, Merry," katanya. "Kuncilah pintu, dan jangan buka untuk siapa pun lagi hari ini, meski mereka membawa palu godam." Lalu ia pergi menyegarkan diri dengan secangkir teh yang sudah dingin.
   Baru saja ia duduk, terdengar ketukan pelan di pintu depan. "Paling-paling Lobelia lagi," pikir Frodo. "Pasti dia sudah memikirkan sesuatu yang sangat keji, dan kembali untuk mengucapkannya. Biar saja dia menunggu.
   Ia melanjutkan minum teh. Ketukan itu berulang, lebih keras, tapi Frodo tidak mengacuhkapnya. Tiba-tiba kepala Gandalf si penyihir muncul di jendela.
   "Kalau kau tidak membiarkan aku masuk, Frodo, akan kudobrak pintumu sampai menembus rumahmu dan keluar ke bukit," katanya.
   "Gandalf-ku yang baik! Sebentar!" seru Frodo, lalu ia lari keluar ruangan, menuju pintu. "Masuk! Masuk! Kukira kau Lobelia."
   "Kalau begitu, aku memaafkanmu. Tapi beberapa saat yang lalu aku melihatnya, mengendarai kereta kuda menuju Bywater dengan ekspresi yang bisa membuat susu segar mengental."
   "Dia hampir saja membuatku mengental. Benar, aku sudah hampir mencoba memakai cincin Bilbo. Aku ingin sekali menghilang."
   "Jangan lakukan aku!" kata Gandalf sambil duduk. "Berhati-hatilah dengan cincin itu, Frodo! Malah sebenarnya sebagian alasanku datang kemari karena aku ingin menyampaikan sesuatu."
   "Jadi, kenapa?"
   "Apa yang sudah kauketahui?"
   "Hanya yang diceritakan Bilbo. Aku sudah mendengar ceritanya: bagaimana dia menemukan cincin itu dan bagaimana dia menggunakannya; dalam pengembaraannya, maksudku."
   "Kisah yang mana, aku ingin tahu," kata Gandalf.
   "Oh, bukan yang diceritakannya pada orang-orang kerdil dan yang ditulisnya dalam bukunya," kata Frodo. "Dia menceritakan kisah sebenarnya, tak lama setelah aku mulai tinggal di sini. Katanya kau mendesaknya terus sampai dia menceritakannya padamu, jadi sebaiknya aku juga tahu. 'Tak ada rahasia di antara kita, Frodo,' kata Bilbo, 'tapi cerita itu tak boleh diteruskan. Bagaimanapun, cincin itu milikku.’”
   "Itu menarik sekali," kata Gandalf "Well, bagaimana menurutmu?"
   "Kalau maksudmu isapan jempol tentang cincin yang katanya diberikan sebagai 'hadiah' itu, yah, menurutku kisah sebenarnya jauh lebih masuk akal, dan aku tidak mengerti mengapa harus diubah. Sangat di luar kebiasaan Bilbo, dan menurutku itu agak aneh."
   "Aku juga berpendapat begitu. Tapi hal-hal aneh memang bisa terjadi pada orang-orang yang memiliki harta seperti itu-kalau mereka menggunakannya. Biarlah ini menjadi peringatan untukmu agar berhati-hati dengannya. Mungkin cincin itu mempunyai kekuatan-kekuatan lain, bukan sekadar membuatmu menghilang sesuka hatimu."
   "Aku tidak mengerti," kata Frodo.
   "Aku juga tidak," jawab Gandalf. "Tapi aku mulai bertanya-tanya tentang cincin itu, terutama sejak tadi malam. Kau tak perlu khawatir. Tapi kalau kau mau memperhatikan nasihatku, gunakan sesekali saja, atau bahkan tidak sama sekali. Setidaknya kumohon kau jangan menggunakannya dengan cara apa pun yang bakal menimbulkan desas-desus atau kecurigaan. Kukatakan sekali lagi: simpanlah dengan aman, dan rahasiakan!"
   "Kau misterius sekali! Apa yang kautakutkan?"
   "Aku tidak yakin, maka aku tidak akan mengatakan lebih banyak. Mungkin aku bisa menceritakan sesuatu padamu kalau aku sudah kembali. Aku akan segera pergi: jadi, selamat tinggal untuk sementara ini." ia bangkit berdiri.
   "Segera!" seru Frodo. "Wah, kukira kau akan tinggal sedikitnya seminggu. Aku sudah mengharapkan bantuanmu."
   "Memang sebenarnya maksudku begitu, tapi aku terpaksa mengubah niatku. Mungkin aku akan pergi cukup lama; tapi aku akan datang dan menemuimu lagi, sesegera mungkin. Tunggulah aku! Aku akan menyelinap- diam-diam. Aku tidak akan sering-sering lagi berkunjung secara terbuka ke Shire. Tampaknya aku sudah mulai tidak disukai. Katanya aku mengganggu dan merusak kedamaian. Bahkan beberapa orang menuduhku mendorong Bilbo pergi, atau lebih buruk dari itu. Kalau man tahu, katanya ada persekongkolan antara kau dan aku untuk memperoleh harta Bilbo."
   "Keterlaluan!" seru Frodo. "Maksudmu Otho dan Lobelia. Jahat sekali! Aku mau memberikan Bag End dan semuanya pada mereka, asal aku bisa mendapatkan Bilbo kembali dan bisa mengembara bersamanya. Aku cinta Shire, tapi entah mengapa, aku mulai berharap aku juga bisa pergi. Aku bertanya-tanya, apakah aku masih akan bertemu lagi dengannya."
   "Aku juga begitu," kata Gandalf. "Dan aku bertanya-tanya tentang banyak hal lain. Selamat tinggal! Jaga dirimu sendiri! Tunggulah aku, terutama pada saat-saat tak terduga! Selamat tin-gall"
   Frodo mengantar Gandalf sampai ke pintu. Gandalf melambaikan tangannya untuk terakhir kali, dan berjalan sangat cepat; tapi, menurut Frodo, penyihir itu berjalan bungkuk sekali, tidak seperti biasanya, seolah ia mengangkat beban yang sangat berat. Malam mulai turun, dan sosok Gandalf yang berjubah dengan cepat lenyap ditelan senja. Frodo tidak bertemu lagi dengannya untuk waktu yang sangat lama.

BAB 2
BAYANGAN MASA LALU

Pembicaraan tidak surut dalam sembilan, bahkan sembilan puluh sembilan, hari. Lenyapnya Mr. Bilbo Baggins untuk kedua kalinya dibahas di Hobbiton, dan bahkan di seluruh penjuru Shire, selama setahun dan sehari, dan berada dalam ingatan lebih lama lagi. Cerita itu malah menjadi dongeng dekat perapian untuk kaum hobbit muda; dan akhirnya Mr. Baggins, yang biasa menghilang mendadak, lalu muncul kembali dengan berkantong-kantong permata dan emas, menjadi tokoh legenda favorit dan tetap hidup, jauh setelah semua kejadian sebenarnya sudah dilupakan.
   Sementara itu, pendapat umum di lingkungan itu adalah bahwa Bilbo, yang sejak dulu memang agak sinting, rupanya benar-benar gila pada akhirnya, dan ia menghilang entah ke mana. Pasti ia jatuh ke dalam kolam atau sungai dan menemui ajal yang tragis, walau bukan dalam usia terlalu muda. Sebagian besar kesalahan ditimpakan pada Gandalf.
   "Kalau saja penyihir keparat itu tidak mengganggu Frodo, mungkin dia akan mapan dan bisa punya akal sehat, layaknya seorang hobbit," kata mereka. Dan tampaknya Gandalf memang tidak mengganggu Frodo, dan Frodo mulai mapan, tapi pertumbuhan akal sehat hobbitnya tidak begitu kentara. Malah ia langsung mulai melanjutkan reputasi Bilbo dalam hal  HYPERLINK http://keanehan.la keanehan. Ia menolak berkabung, dan tahun berikutnya ia mengadakan pesta untuk menghormati ulang tahun Bilbo yang keseratus dua belas, yang disebutnya Pesta Bobot Seratus. Tetapi sebutan itu tidak tepat sasaran, karena hanya dua puluh tamu Yang diundang, dan ada beberapa kali hidangan makanan berlimpah-limpah—salju makanan dan hujan minuman, menurut istilah para hobbit.
   Beberapa orang agak terkejut, tapi Frodo tetap mempertahankan kebiasaan mengadakan Pesta Ulang Tahun Bilbo tahun demi tahun, sampai mereka terbiasa. Frodo mengatakan bahwa menurut pendapatnya, Bilbo tidak mati. Ketika mereka bertanya, "Kalau begitu, di mana dia?" Ia hanya angkat bahu.
   Frodo hidup sendirian, seperti Bilbo dulu; tapi ia punya cukup banyak teman, terutama di antara para hobbit muda (kebanyakan keturunan Old Took) yang semasa kanak-kanak sangat menyukai Bilbo dan sering keluar-masuk Bag End. Folco Boffin dan Fredegar Bolger adalah dua di antaranya; tapi sahabatnya yang terdekat adalah Peregrin Took (biasanya dipanggil Pippin), dan Merry Brandybuck (nama sebenarnya Meriadoc, tapi jarang diingat orang). Frodo sering berkeliaran di seluruh Shire bersama mereka, tapi ia lebih sering berjalan-jalan sendirian. Yang mengherankan orang-orang yang berakal sehat, kadang-kadang ia terlihat jauh dari rumah, berjalan-jalan di bukit-bukit dan hutan, di bawah cahaya bintang. Merry dan Pippin menduga Frodo sesekali mengunjungi kaum Peri, seperti yang dilakukan Bilbo dulu.

Dengan berlalunya waktu, orang-orang memperhatikan bahwa Frodo juga memperlihatkan tanda-tanda "awet muda" yang bagus: dari luar ia tampak seperti hobbit usia dua puluhan yang tegap dan bersemangat. "Beberapa orang selalu beruntung," kata mereka; tapi baru ketika Frodo mendekati usia lima puluhan- yang lebih bijaksana, mereka mulai menganggap hal itu aneh.
   Frodo sendiri, walau mula-mula merasa terkejut, lambat laun menyadari bahwa menjalani hidup sendiri dan dikenal sebagai Mr. Baggins dari Bag End ternyata cukup menyenangkan. Selama beberapa tahun ia cukup bahagia dan tidak begitu cemas tentang masa depan. Tapi, tanpa ia sadari, penyesalannya bahwa ia tidak pergi bersama Bilbo lambat laun semakin berkembang. Kadang-kadang ia bertanya dalam hati, terutama di musim gugur, tentang negeri-negeri liar, dan pemandangan aneh gunung-gunung yang belum pernah dilihatnya, yang muncul dalam  mimpi-mimpinya.la mimpi-mimpinya. Ia mulai berkata pada dirinya sendiri, "Mungkin suatu hari nanti aku sendiri akan menyeberangi Sungai." Namun bagian pikirannya yang lain selalu menjawab, "Belum sekarang."
   Begitu terus, sampai usia empat puluhannya habis dan ulang tahunnya yang kelima puluh mulai dekat: lima puluh adalah angka yang menurut perasaan Frodo sangat penting (atau mengancam); setidaknya pada usia itulah petualangan Bilbo mendadak dimulai: Frodo mulai merasa gelisah, dan semua jalan lama tampak sudah terlalu sering  dijalani.la dijalani. Ia mengamati peta-peta, dan bertanya-tanya apa yang ada di luar  perbatasannya.la perbatasannya. Ia mulai berjalan lebih jauh; dan lebih sering sendirian; Merry dan sahabat-sahabatnya yang lain memperhatikannya dengan  cemas.la cemas. Ia sering terlihat berjalan dan bercakap-cakap dengan pelancong-pelancong asing yang saat itu mulai bermunculan di Shire.

Banyak selentingan tentang kejadian-kejadian aneh di dunia luar; dan karena Gandalf masih belum muncul atau mengirimkan kabar selama beberapa tahun, maka Frodo mengumpulkan sebanyak mungkin berita. Kaum Peri, yang jarang berjalan di Shire, sekarang suka tampak melintas ke arah barat, melalui hutan-hutan di senja hari, lewat tapi tidak kembali; mereka meninggalkan Dunia Tengah dan sudah tidak mempedulikan masalah-masalahnya. Namun banyak sekali kurcaci-kurcaci yang ada di jalan. Jalan Timur-Barat melintasi Shire sampai ke ujungnya di Grey Havens, dan para kurcaci selama ini selalu menggunakannya dalam perjalanan ke tambang mereka di Pegunungan Biru. Merekalah sumber utama berita dari luar daerah untuk para hobbit-kalau mereka ingin tahu; biasanya kurcaci tidak banyak bicara, dan para hobbit tidak banyak bertanya. Tapi kini Frodo sering bertemu kurcaci-kurcaci asing dari negara-negara jauh yang mengungsi ke Barat. Mereka gelisah, dan beberapa berbisik-bisik tentang Musuh dan tentang Negeri Mordor.
   Nama itu hanya dikenal para hobbit dalam legenda-legenda masa lalu yang gelap, seperti bayangan di latar belakang ingatan mereka, tapi terasa mengancam dan meresahkan. Dulu kekuatan jahat di Mirkwood sudah diusir oleh Dewan Penasihat Putih, tapi sekarang muncul kembali dengan kekuatan berlipat ganda di benteng-benteng kuno Mordor. Kabarnya Menara Kegelapan sudah dibangun kembali. Dari sana kekuatan jahat itu menyebar sampai jauh dan luas, di timur dan selatan banyak peperangan dan ketakutan yang semakin besar. Bangsa Orc berkembang biak lagi di pegunungan. Troll-troll berada di luar wilayah mereka, tidak lagi bodoh, tetapi cerdik dan punya senjata mengerikan. Dan ada bisik-bisik tentang makhluk-makhluk yang lebih mengerikan daripada semua yang sudah disebutkan, tetapi makhluk-makhluk itu tidak bernama.

Tentu saja hanya sedikit dari berita-berita ini yang sampai ke telinga Para hobbit. Tetapi bahkan hobbit yang paling tuli dan biasa tinggal di rumah pun mulai mendengar kisah-kisah aneh; dan mereka yang mempunyai urusan yang membawa mereka ke perbatasan, melihat hal-hal aneh. Percakapan di Naga Hijau di Bywater, pada suatu senja di tahun kelima puluh usia Frodo, menunjukkan bahwa bahkan di jantung Shire yang paling nyaman sekalipun beredar berbagai desas-desus, meskipun kebanyakan hobbit menertawakannya.
   Sam Gamgee sedang duduk di pojok dekat api, di seberangnya ada Ted Sandyman, putra si penggiling; dan ada beberapa hobbit dusun mendengarkan pembicaraan mereka.
   "Banyak hal aneh yang terdengar akhir-akhir ini," kata Sam.
   "Ah," kata Ted, "tentu terdengar kalau kaudengarkan. Tapi aku bisa mendengar cerita-cerita dekat perapian dan dongeng anak-anak di rumah, kalau aku mau."
   "Sudah pasti," jawab Sam pedas, "dan aku berani bilang cerita-cerita itu mengandung kebenaran lebih banyak daripada yang kauduga. Siapa yang mengarang cerita-cerita itu, sih? Misalnya tentang naga."
   "Tidak, terima kasih," kata Ted, "aku tak mau. Aku sudah mendengar tentang naga sejak aku masih kecil, tapi talc ada alasan untuk mempercayainya sekarang. Hanya ada satu Naga di Bywater sekarang, dan dia Hijau," kata Ted, dan semua tertawa.
   "Baik," kata Sam, ikut tertawa bersama yang lain. "Tapi bagaimana dengan Manusia-Manusia-pohon, yang mungkin bisa disebut raksasa itu? Kata mereka, di luar North Moors belum lama ini terlihat satu raksasa yang lebih besar daripada pohon."
   "Siapa mereka?"
   "Sepupuku Hal salah satunya. Dia bekerja untuk Mr. Boffin di Overhill, dan sering ke Wilayah Utara untuk berburu. Dia melihat satu."
   "Mengaku-aku melihat, mungkin. Hal-mu itu selalu mengatakan melihat sesuatu; mungkin juga dia melihat hal-hal yang sebenarnya tidak ada."
   "Tapi yang ini sebesar pohon elm, dan berjalan-setiap langkahnya sejauh tujuh meter, tidak main-main."
   "Kalau begitu, aku bertaruh itu main-main. Yang dia lihat memang pohon elm, pasti begitu."
   "Tapi yang ini berjalan, benar-benar berjalan; dan tidak ada pohon elm di North Moors."
   "Kalau begitu, Hal memang tidak melihat pohon elm," kata Ted. Bunyi tawa dan tepuk tangan bergema; yang lain menganggap Ted menang satu angka.
   "Bagaimanapun," kata Sam, "kau tidak bisa mengelak bahwa orang lain selain Halfast sudah melihat banyak orang aneh melintasi Shire—melintasi, perhatikan itu; lebih banyak lagi yang dilarang masuk di perbatasan. Para Penjaga Perbatasan belum pernah sesibuk ini.
   "Dan kudengar para Peri pindah ke barat. Katanya mereka akan pergi ke pelabuhan, jauh di sana, di luar Menara-Menara Putih." Sam mengibaskan tangannya samar-samar: baik dia maupun yang lain tidak tahu seberapa jauh jarak ke Laut, melewati menara-menara tua di luar perbatasan barat Shire. Tapi sudah menjadi tradisi bahwa jauh di sana terdapat Grey Havens, dari mana sesekali kapal-kapal para Peri berlayar, dan tak pernah kembali.
   "Mereka berlayar, berlayar, berlayar mengarungi Laut, mereka pergi ke Barat dan meninggalkan kita," kata Sam, setengah menyanyikan kata-kata itu, menggelengkan kepalanya dengan sedih dan khidmat. Tapi Ted tertawa.
   "Well, itu bukan hal baru, kalau kau percaya dongeng-dongeng kuno. Dan aku tidak mengerti, apa hubungannya itu dengan kau atau aku. Biarkan mereka berlayar! Tapi aku yakin kau belum pernah melihat mereka melakukan itu; juga orang-orang lain di Shire ini."
   "Well, aku tidak tahu," kata Sam sambil  merenung.la merenung. Ia percaya ia pernah melihat seorang Peri di hutan, dan ia masih berharap akan melihatnya lagi suatu hari nanti. Dari semua legenda yang sudah didengarnya semasa kanak-kanak, potongan-potongan dongeng dan kisah-kisah yang setengah diingatnya tentang Peri, seperti yang diketahui hobbit, itulah yang paling menyentuh hatinya. "Ada beberapa orang, bahkan di wilayah ini, yang kenal Bangsa Halus ini dan mendengar kabar tentang mereka," kata Sam. "Misalnya Mr. Baggins, pada siapa aku bekerja. Dia bercerita bahwa mereka suka berlayar, dan dia tahu sedikit tentang kaum Peri. Dan Mr. Bilbo tua tahu lebih banyak: aku banyak mengobrol dengannya ketika aku masih kecil."
   "Oh, mereka berdua kan. sinting," kata Ted. "Bilbo tua jelas sinting, dan Frodo sekarang mulai sinting. Kalau kau mendapat beritamu dari sana, kau tidak bakal pernah kekurangan omong kosong. Yah, kawan-kawan, aku mau pulang. Semoga sehat selalu!" ia menghabiskan minumannya dan pergi dengan berisik.
   Sam duduk diam dan tidak berbicara lagi. Banyak sekali yang perlu dipikirkannya. Salah satunya, masih banyak pekerjaannya di kebun Bag End, dan besok ia akan sibuk sekali, kalau cuaca cerah. Rumput tumbuh sangat cepat. Tapi yang dipikirkan Sam bukan sekadar berkebun. Setelah beberapa saat, ia menarik napas panjang dan bangkit berdiri, lalu keluar.


bersambung

0 komentar:

Posting Komentar

silahkan berkomentar dan mari kita tunjukan bahwa kita adalah bangsa yg beradab..
Terimakasih