Kamis, 15 Januari 2015

lord of the ring prolog7

   Pada masa cerita ini bermula, Para Penjaga Perbatasan-itu sebutannya jumlahnya sudah jauh bertambah. Banyak laporan dan keluhan tentang orang-orang dan makhluk-makhluk tak dikenal yang berkeliaran di sekitar perbatasan, atau malah memasukinya: tanda pertama bahwa segala sesuatu tidak berjalan sebagaimana mestinya, seperti biasa, kecuali dalam cerita-cerita dan legenda-legenda masa lalu. Tapi hanya sedikit yang memperhatikan tanda ini; bahkan Bilbo sendiri belum menyadari apa yang bakal terjadi. Enam puluh tahun telah berlalu sejak ia pertama kali memulai perjalanannya yang bersejarah, dan ia sudah terhitung tua, untuk ukuran hobbit sekalipun, yang sering mencapai umur seratus tahun; namun kekayaan besar yang dibawanya masih banyak tersisa. Seberapa banyak atau seberapa sedikit kekayaan itu, ia tak pernah mengungkapkannya pada siapa pun, tidak juga kepada Frodo, "keponakan" kesayangannya. Dan ia masih tetap merahasiakan cincin yang dulu ditemukannya.

4. Tentang Penemuan Cincin

Seperti dikisahkan dalam The Hobbit, suatu hari datang ke rumah Bilbo sang Penyihir besar, Gandalf si Kelabu, bersama tiga betas kurcaci. Ketiga betas kurcaci itu tidak lain adalah Thorin Oakenshield, keturunan raja-raja, berikut kedua betas rekannya yang tengah dalam pengasingan. Bersama mereka Bilbo berangkat—ia sendiri masih tetap terheran-heran akan hal ini—pada suatu pagi bulan April, tahun 1341 Hitungan Shire, untuk mencari harta karun besar milik Raja-Raja yang disembunyikan oleh para kurcaci di bawah Gunung Erebor di Dale, jauh di Timur sana. Pencarian mereka berhasil, Naga yang menjaga harta karun itu berhasil dikalahkan. Tapi, walau sebelumnya terjadi Pertempuran Lima Pasukan—di mana Thorin tewas terbunuh dan banyak tindakan gagah berani dilakukan—peristiwa ini tidak akan terlalu diperhatikan dalam sejarah kemudian, dan mungkin hanya akan ditulis sebagai catatan pendek dalam sejarah panjang Zaman Ketiga, kalau bukan karena suatu peristiwa "kebetulan". Kelompok mereka diserang para Orc di sebuah celah terjal Pegunungan Berkabut ketika mereka hendak menuju Belantara; kebetulan Bilbo tersesat selama beberapa waktu di tambang-tambang Orc yang gelap, jauh di bawah pegunungan. DI sana, ketika sedang meraba-raba dalam gelap, tangannya menyentuh sebentuk cincin yang tergeletak di dasar  terowongan.la terowongan. Ia memasukkan cincin itu ke sakunya. Ketika itu semuanya seolah kebetulan belaka.
   Bilbo, yang mencoba mencari jalan keluar, terus turun ke dasar-dasar pegunungan, hingga tak bisa maju lebih jauh lagi. Di dasar terowongan tampak sebuah danau dingin yang jauh dari cahaya, dan di sebuah pulau karang di danau itu tinggallah Gollum. Gollum adalah makhluk kecil yang menjijikkan: ia mengayuh sebuah perahu kecil dengan kaki-kakinya yang besar dan datar, sepasang matanya pucat bersinar-sinar; ia menangkap ikan-ikan buta dengan jemarinya yang panjang dan memakan mereka mentah-mentah.la mentah-mentah. Ia makan makhluk hidup apa saja, termasuk Orc, kalau bisa menangkapnya dan mencekiknya tanpa  perlawanan.la perlawanan. Ia punya sebuah harta rahasia yang diperolehnya lama berselang, ketika ia masih hidup dalam terang cahaya: sebentuk cincin emas yang bisa membuat pemakainya tidak tampak. Itulah satu-satunya benda yang dicintainya, "hartanya yang paling berharga", dan ia suka mengajak bicara cincin itu, bahkan saat cincin itu sedang tidak dibawanya. Sebab ia menyembunyikan cincin itu di sebuah lubang di pulaunya, kecuali kalau ia sedang berburu atau mengintai para Orc di tambang-tambang.
   Mungkin ia akan menyerang Bilbo pada saat itu juga, kalau cincin itu sedang dipakainya ketika mereka bertemu; tapi Gollum sedang tidak memakai cincin tersebut, dan di tangan Bilbo ada sebilah pisau Peri yang berfungsi sebagai pedang. Maka, untuk mengulur waktu, Gollum menantang Bilbo untuk bermain Teka-Teki. Katanya, kalau Bilbo tak bisa menjawab teka-tekinya, ia akan membunuh Bilbo dan memakannya; tapi kalau Bilbo berhasil mengalahkannya, maka ia akan memenuhi permintaan Bilbo: menuntunnya keluar dari terowongan-terowongan itu.
   Berhubung Bilbo tersesat dalam gelap, tanpa harapan, dan tidak bisa mundur ataupun maju, ia pun menerima tantangan Gollum; mereka saling melemparkan teka-teki. Pada akhirnya, Bilbo yang menang, lebih karena keberuntungan belaka (tampaknya) daripada karena kecerdikannya; ketika sudah kehabisan teka-teki, Bilbo memasukkan tangan ke sakunya dan menyentuh cincin yang tadi diambilnya, namun telah ia lupakan; ia pun berseru, Ada apa ini di sakuku? Gollum tak bisa menjawab, walau sudah minta diberi tiga kesempatan.
   Di antara Yang Berwenang memang ada perbedaan pendapat, apakah pertanyaan terakhir itu sekadar "pertanyaan" atau bisa disebut "teka-teki" menurut peraturan ketat Permainan; tapi semua sependapat bahwa, setelah menerima "pertanyaan" tersebut dan mencoba menebak jawabannya, Gollum terikat pada janjinya tadi. Dan Bilbo mendesaknya untuk menepati janji; terpikir olehnya bahwa makhluk licin ini mungkin saja akan menipunya, walaupun janji semacam itu dianggap keramat, dan pada zaman dulu, hanya makhluk-makhluk paling jahat Yang berani ingkar janji. Namun setelah tinggal sendirian begitu lama dalam kegelapan, hati Gollum sudah menghitam dan di dalamnya tersimpan  kecurangan.la kecurangan. Ia menyelinap pergi dan kembali ke pulaunya, Yang sama sekali tidak diketahui Bilbo, tak jauh di perairan yang  gelap.la gelap. Ia mengira cincinnya ada di  sana.la sana. Ia sudah lapar sekarang, Juga marah, dan begitu cincin itu dipakainya, ia tak perlu takut lagi akan senjata apa pun.
   Tapi cincin itu tak ada di pulau; cincin itu sudah hilang. Jeritan nyaring Gollum membuat Bilbo merinding ngeri, walau ia belum mengerti apa yang terjadi. Namun akhirnya Gollum berhasil menebak, walau sudah terlambat. Ada apa di sakurnya itu? serunya. Matanya berkilat-kilat seperti api hijau saat ia berbalik cepat untuk membunuh hobbit itu dan merebut kembali "kesayangannya". Tepat pada waktunya, Bilbo melihat bahaya yang mengancam, dan ia pun lari membabi buta di terowongan itu, menjauhi air; sekali lagi ia diselamatkan oleh keberuntungannya. Sebab sambil lari ia memasukkan tangan ke sakunya dan cincin itu pun melingkar di jarinya. Maka Gollum melewatinya tanpa bisa melihatnya, lalu berdiri berjaga di jalan keluar supaya si "pencuri" tak bisa melarikan diri. Dengan cemas Bilbo mengikuti Gollum yang berjalan sambil menyumpah-nyumpah dan bicara sendiri tentang "kesayangannya" itu; dari celotehannya, akhirnya Bilbo bisa menebak kebenarannya, dan secercah harapan kembali muncul di hatinya, dalam kegelapan: ia telah menemukan cincin bertuah itu, dan ia punya kesempatan untuk lepas dari para Orc dan dari Gollum.
   Akhirnya mereka berhenti di depan sebuah bukaan tak terlihat, yang mengarah ke gerbang-gerbang tambang yang lebih rendah, yang berada di sisi sebelah timur pegunungan. Di sana Gollum berjongkok menunggu, mengendus-endus dan memasang telinga; Bilbo tergoda untuk menebasnya dengan pedang, tapi perasaan iba membuat ia mengurungkan niatnya. Meski ia tetap menyimpan cincin itu, yang merupakan satu-satunya harapannya, ia tak mau menggunakannya untuk membantunya membunuh makhluk malang yang tidak berdaya itu. Akhirnya, dengan mengerahkan seluruh keberaniannya, ia melompati Gollum dalam gelap, dan lari di terowongan, dikejar oleh teriakan benci dan putus asa musuhnya: Pencuri, pencuri! Baggins! Kami benci kalian selamanya!


selanjutnya klik di sini 

0 komentar:

Posting Komentar

silahkan berkomentar dan mari kita tunjukan bahwa kita adalah bangsa yg beradab..
Terimakasih